Baca Juga
Untuk ketiga kalinya BMW Indonesia kembali mengajak konsumennya, merasakan sensasi berkendara model Seri X ke pasir berbisik, Gunung Bromo, 10-24 Mei 2017. Peserta tidak langsung diajak ke lokasi inti, tapi sebelumnya terlebih dahulu diajak menggebernya di jalan aspal.
Berada di salah satu rombongan yang tediri dari beberapa awak media, lokal maupun luar negeri, redaksi KompasOtomotif kebagian jatah mengemudikan model BMW X4-nya, menuju ke penginapan di Jiwa Jawa Hotel dari Surabaya, atau sejauh kurang lebih 300 kilometer.
Duduk pertama kali di jok mobil bewujud kupe empat pintu, yang harganya dibanderol Rp 1,2 miliar ini cukup nyaman, dengan desain kursi bucket seat yang fit dengan tubuh. Semua setelan tempat duduk, sudah bisa dilakukan dengan elektronik di sisi bagian kanan bawah jok. Kondisi ini membuat berkemudi dalam jarak yang jauh dan jangka waktu lama, tidak membuat tubuh kelelahan.
Namun memang, pilar A pada bagian depan mobil dibuat terlalu lebar, sehingga sedikit mengurangi pandangan. Begitupun kaca bagian belakang yang bisa dikatakan tidak begitu luas, yang mungkin menyesuaikan dengan desain kupe-nya.
Mulai “Geber” X4 M Sport
Setelah selesai soal kursi dan posisi berkendara, saatnya BMW X4 xDrive28i M Sport diajak jalan. Kunci kontak sudah keyless dan tinggal menekan tombol, di mana raungan mesinnya cukup terasa, tapi dengan getaran yang kecil. Setelah semua pintu dan kaca ditutup, kekedapan membuat suaranya tidak sampai kekabin.
Sedikit memindahkan transmisi ke posisi “D” dan melepaskan rem parkir, sedikit tekanan pada pedal gas sudah membuat X4 bergerak atau cukup responsif (mode comfort). Di atas kertas sendiri BMW X4 punya mesin 4-silinder, TwinPower Turbo 1.997cc cengan torsi puncak 350 Nm.
Sekitar 15 menit lebih, merasakan berkendara di dalam kota yang cenderung membutuhkan karakter start-stop yang terakomodasi dengan cukup baik, iring-iringan kemudian masuk ke jalan bebas hambatan untuk menuju Bromo.
Di sinilah kesempatan untuk menjajal kemampuannya melaju kencang di mulai, cukup terasa perbedaan ketika mode berkendara diubah ke “Sport”, di mana dari putaran bawah sampai atas terasa agresif. Namun, kondisi sedikit padat dan harus tetap berada di barisan iring-iringan, masih membatasi hasrat untuk lari lebih kencang (hanya sampai 80-100 kpj), tapi itupun cukup untuk sedikit membuktikan performanya.
Jalan Menanjak
Kata “boyo” nampaknya tidak menempel pada X4 ketika melalui trek menanjak untuk menuju penginapan yang posisinya sekitar lebih dari 1.200-an meter di atas permukaan laut. Kemampuannya menanjaknya tidak diragukan.
Selain itu, memang sudah jadi takdirnya mobil premium dengan kelengkapan fitur canggih, di mana pada BMW X4 sudah dilengkapi dengan teknologi Auto-hold dan hill descent control, di mana keduanya bisa membantu ketika melalui jalan menanjak yang lambat, serta trek menurun curam.
Kedua fitur ini membuat pengemudi tidak perlu pegal-pegal lagi mengontrol rem dan gas lebih banyak lagi, karena semua pergerakan sudah diatur dan disesuaikan dengan kemiringan jalan. Hanya tinggal mengaktifkan tombolnya saja.
Sejauh ini, perjalanan aspal bersama salah satu model Seri X, BMW X4 xDrive28i M Sport, cukup memuaskan. Walaupun dari segi pandangan pengemudi tidak begitu luas, di mana memperbesar sisi blind spot. Namun pokoknya sejauh ini X4 cukup memuaskan.
Ikuti cerita redaksi KompasOtomotif bersama dengan BMW Destination X Bromo 2017.
Jelajah Bromo Bareng BMW Seri X
4/
5
Oleh
Roy